kegiatan pramuka di kiara payung
Sekolah dan Terapi Anak Berkebutuhan Khusus Risantya
Sekolah dan terapi anak berkebutuhan khusus Risantya ini, terbuka untuk umum dan orang-orang spesial yang bersedia sharing, peduli, dan mau berbagi pengalaman seputar anak berkebutuhan khusus. Special needs children for special people. Let's do all d'best for our children! [Jalan Kota Baru Raya no. 30 Kel. Ciateul Kec. Regol Telepon : 022-5203138]
Selasa, 24 Mei 2016
kegiatan-kegiatan di Risantya
Salah satu kegiatan yang biasa di lakukan oleh kami adalah kegiatan keluar (outing activity) atau pengenalan lingkungan seperti hiking, renang, olahraga ke luar dan acara pengakraban guru dengan orang tua dan siswa. Berikut beberapa foto kegiatannya :
Rabu, 15 Januari 2014
Pengajar dan Staf Risantya
Pada Bulan Maret 2009 Dinas Pendidikan menempatkan
bapak Budi Setiono S.Pd sebagai kepala sekolah definitif di Sekolah dan Terapi
Risantya sampai dengan tahun 2015 , selanjutnya kepemimpinan di pegang oleh Bapak Drs. Suripno sebagai kepala Sekolah dan Terapi Risantya sampai dengan sekarang. Dengan jumlah personil guru dan terapis
berjumlah 15 orang, dengan latar belakang guru pendidikan luar biasa dari UPI,
UNINUS dan UNP, terapis Akademi Fisioterapi Solo, 1 petugas administrasi dan 1
caraka.
Struktur organisasi Sekolah dan
Terapi Anak Berkebutuhan Khusus Risantya
Ketua Yayasan : dr. Nelly
Amalia Risan, Sp.A(K)
Kepala Sekolah : Drs. S U R I P N O
Terapis
:
- Kusdarini AMF, S.Pd
- Dian Argiantini S.Pd
- Turkasih S.Pd
- Nindhita Insani E S.Pd
- Nirma Shofia Nisa S.Pd
Staf Pengajar :
- Tita Purwita S.Pd
- Sumaryani S.Pd
- Rinda Nurjanah S.Pd
- M. Chandra Zakaria S.Pd
- Siti Dewi Ratna Sari S.Pd
- Nia Ratniasih S.Pd
- Roumy Handayani Pesona S.Sn
- Wida Iskandar S.Pd
- Shafatika Syukur S.Pd
Rabu, 11 Desember 2013
Mengenal Sekolah dan Terapi Anak Berkebutuhan Khusus Risantya lebih dekat
A. Latar Belakang
Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak-anak yang
mempunyai kebutuhan baik permanent maupun sementara yang disebabkan oleh
kondisi social, ekonomi, politik, kelainan bawaan maupun yang di dapat
kemudian. Anak-anak ini mengalami hambatan perkembangan fisik, mental,
kognitif, bahasa / komunikasi, interaksi social dan perilaku. Kondisi ini
apabila tidak dilakukan intervensi dini dan tatalaksana yang tepat, sulit
diharapkan perkembangan yang optimal. Mereka bukan saja menjadi tanggung jawab
orang tua tetapi tanggung jawab kita semua. Agar anak-anak ini dapat teratasi
diperlukan penanganan yang komprehensif dan terpadu dari bidang medis dan
edukatif, dengan harapan agar tujuan dari penatalaksanaan anak kebutuhan khusus
dapat tercapai yaitu “anak dapat mengatasi permasalahan perkembagannya dan
dapat hidup mandiri sesuai dengan tahap perkembangannya”.
Pusat pelayanan
terpadu sangat diharapkan memenuhi kebutuhan anak berkebutuhan khusus untuk
dapat belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Saat ini masih banyak
pusat pelayanan terpadu yang belum dapat memenuhi kebutuhan anak secara
berkelanjutan sampai anak pada tahap perkembangan selanjutnya yaitu pada
tahapan anak harus masuk sekolah. Penyelenggaraan pusat-pusat terapi yang ada
belumlah dapat menampung seluruh anak dengan kebutuhan khusus yang ada sekarang
ini. Dengan kondisi demikian perlu adanya penyelenggaraan pusat pelayanan
pendidikan dan pelatihan yang dapat menampung anak-anak yang belum mendapat
pelayanan pendidikan yang memadai sebagai upaya menormalisasi pendidikan bagi
anak berkebutuhan khusus.
Berdasarkan
pemikiran di atas berdirilah Pusat Terapi dan Remediasi Anak dengan Kebutuhan
Khusus yang diberi nama “ RISANTYA “
pada bulan April 2003. Yang dalam perkembangannya berkembang menjadi “Sekolah
dan Terapi Anak Berkebutuhan Khusus Risantya” pada tahun 2008. Beberapa factor
yang mendasari berdirinya Risantya diantaranya adalah :
- Perlunya anak berkebutuhan khusus mendapatkan kelayakan pendidikan yang sama seperti anak yang lainnya
- Mengingat masih terbatasnya pusat-pusat pelayanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus
- Mengingat penanganan bagi anak kebutuhan khusus berbeda dengan anak yang lainnya maka perlu adanya pusat pelayanan pendidikan yang khusus dan dengan pendekatan yang khusus pula
- Masih banyaknya anak kebutuhan khusus yang belum dapat mengikuti penatalaksanaan dengan alasan :
Langganan:
Postingan (Atom)